30 Mei 2011

Lidah Ular

Lidah Ular

(Hedyotis corymbosa (L.) Lamk)
Sinonim :
--
Familia :
Uraian :
Herba, tegak atau condong, satu tahun (annual), sering bercabang mulal dari pangkal batangnya, tinggi 0,05 - 0,6 m. Batang bersegi empat, gundul atau dengan sisik sangat pendek, bercabang, tebal 1 mm, warna hijau kecoklatan sampai hijau keabu-abuan. Akar: tunggang, kecoklatan, garis tengah rata rata 1 mm, akar cabang berbentuk benang. Daun tunggal, berhadapan atau bersilang berhadapan, helaian; relatif kecil 1 - 3,5 cm x 1,5 - 7 mm, ujung dan pangkalnya runcing, berwarna hijau pucat, dengan sisik sisik kecil sepanjang tepi daunnya, tangkal daun sangat pendek. Bunga susunan majemuk mulai rata, 2 - 8 bunga, bertangkai, di ketiak. Kelopak 4, sama panjang dengan bakal buahnya. Mahkota: 4, putih atau ungu pucat, panjang kira - kira 2 mm. Benang sari 4, tersisip seakan - akan di atas tabung mahkota. Buah panjang 1,75 - 2 mm, lebar 2 - 2,5 mm, pada permukaan luar di dekat bagian ujung terdapat sisa kelopak berupa tonjolan kecil runcing. Biji bersudut-sudut. Waktu berbunga Januari - Desember. Di Jawa tumbuh pada daerah dengan ketinggian 1 - 800 m dpl, dapat sampai daerah dengan ketinggian 1425 m dpl, di daerah terbuka banyak mendapat sinar matahari, tidak terlampau basah, daerah berbatu, di tepi jalan, halaman, parit, taman, secara lokal melimpah. 

Nama Lokal :
NAMA DAERAH: -- NAMA ASING: -- NAMA SIMPLISIA: --

Penyakit Yang Dapat Diobati :
EFEK BIOLOGI DAN FARMAKOLOGI Ekstrak yang larut dalam, air dapat menurunkan tekanan darah hewan percobaan. Pada konsentrasi yang relatif besar dapat berefek pada penghambatan pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa, Salmonella typhi dan Proteus vulgaris.' Penggunaan secara oral pada mencit selama 3 minggu dapat berfungsi sebagai antispennatogenesis. Pada aplikasi intragastrik berefek penghambatan elisitasi usus yang disebabkan oleh asetilkolin. Rebusan herba yang telah dibebaskan. dari endapan (dengan penambahan alkohol) dapat mengurangi derajat kematian mencit pada keadaan keracunan (dengan Bungarus multiciizctus). Suatu ramuan yang terdiri dari herba Hedyotis diffusa, herba Prunellae dan Licorice (2:2:1) dapat memperbaiki gangguan fungsi hepar dan berefek koleretik pada anjing teranestesi. Rebusan tumbuhan jenis lain yaitu Hedyotis affinis dapat menyebabkan kontraksi uterus kelinci terisolasi.` Hasil penelitian tentang aktivitas sistem fagositosis, respons seluler dan respon humoral pada mencit, diketahui bahwa fraksi yang larut dalam air daun Hedyotis menyebabkan stimulasi respon imun humoral dan menekan sistem fagositosis; sedangkan fraksi yang tidak larut dalam air tidak berpengaruh pada respon imun seluler, dan fraksi residu menyebabkan stimulasi. Efek yang tidak diinginkan Efek samping yang nyata atau reaksi alergi pada penggunaan lazimnya (30?60 gram), tidak diketahui. Pada penggunaan jangka panjang dengan dosis 30?45 gram/hari selama 30 dan 90 hari pada 2 kasus psoriasis tidak menunjukkan hasil yang abnormal pada sampel darah dan urin. Pada sedikit kasus dapat menyebabkan mulut kering setelah penggunaan selama 10 hari. Injeksi dosis tinggi dapat menyebabkan leukopeni. Penggunaan kombinasi herba dengan asam deoksikolat dapat menyebabkan diare pada beberapa pasien. Disamping itu. dapat menyebabkan gangguan syaraf pada beberapa kasus pasien bronkitis asma kronis. Toksisitas Dosis maksimal yang secara teknis dapat diberikan pada tikus yaitu 10 gram/kg BB dianggap sebagai LD50 semu.
Pemanfaatan :
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA Seluruh bagian tumbuhan: senyawa iridoid antara lain asperulosid, skandosidmetilester, benzoilskandosidinetilester; ?-sitosterol, asam ursolat, asam oleanolat, n-benzoil-1-fenilalanil -1-fenilalaninol asetat. Suatu penelitian telah berhasil menemukan 2 macam flavonoid golongan flavonol; salah satu senyawa tersebut mempunyai gugus hidroksi pada atom C-3, C-5 dan C-4.

Kembang Bugang

Kembang Bugang

(Clerodentrum calamitosum L.)
Sinonim :
Familia :
Verbenaceae
Uraian :
Di Jawa, terdapat dari dataran rendah sampai 750 m dpl., terutama pada daerah dengan musim kemarau yang panjang dan di tempat-tempat yang ternaungi. Tanaman ini dapat ditemukan di sekitar kampung, di kebun, tepi hutan dan jalan, kadang ditanam di pekarangan sekitar rumah sebagai tanaman hias atau tanaman obat. Perdu, tumbuh tegak, tinggi 0,5-1 m, berakar tunggang dengan tunas akar menjalar di bawah tanah, bagian yang muda berambut pendek dan rapat. Batang berkayu, bercabang, diameter sekitar 1 cm, warnanya putih kehijauan. Daun tunggal, bertangkai, letak berhadapan, bentuknya bulat telur, tepi bergerigi, ujung dan pangkal meruncing, panjang 4-9 cm, lebar 1,5-4 cm, pertulangan menyirip, warnanya hijau. Bunganya bunga majemuk berkumpul dalam malai yang keluar dari ketiak daun, dengan 5 mahkota bunga berwarna putih yang bercangap sampai pada pangkalnya. Benangsari dan tangkai putik menjulang diluar mahkota. Buahnya buah batu, bentuknya bulat pipih berwarna hitam mengkilat, diameter sekitar 1 cm, dengan kelopak buah berwarna merah tua mengkilat. Bijinya keras, kecil, warnanya hitam. Perbanyakan dengan biji dan tunas akar. 

Nama Lokal :
Kembang bugang, keci beling, keji beling (Jawa),; Kayu gambir (Sumatera); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Disentri, Demam, Wasir, Kencing tidak lancar, Kencing nanah; Kencing batu, sifilis, Digigit ular;
Pemanfaatan :
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Menghentikan perdarahan, penghancur batu ginjal. KANDUNGAN KIMIA: Saponin, flavonoida, politenol, alkaloid, kalium.

Kembang Coklat

Kembang Coklat

(Zephyranthes candida Herb.)
Sinonim :
Familia :
Amaryllidaceae
Uraian :
Terna kecil berumbi, warga suku bakung-bakungan, tinggi 15 - 30 cm, berasal dari Chili dan Brasilia. Daunnya panjang dan pipih keluar dari bonggol umbi yang terletak di dalam tanah. Daun agak melengkung, licin. Bunga mempunyai tangkai, tunggal, warna putih dan dadu, berbentuk seperti corong yang menghadap ke atas. Biji warna hitam dan pipih. Umbi berwarna putih, berlendir.

Nama Lokal :
Kembang Coklat (Indonesia); Gan leng cao (China).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Lever (Gangguan hati), Kejang pada anak-anak, Ayan (Epilepsi);
Pemanfaatan :
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa agak manis, penurun panas. KANDUNGAN KIMIA: Lycorine, tazettin, haemanthidine, nerinine.

Lobak

Lobak

(Raphanus sativus L.)
Sinonim :
--
Familia :
Brassicaceae.
Uraian :
Herba semusim, tinggi lebih kurang 1 meter, batang lunak membentuk umbi, putih pucat. Daun tunggal, lonjong, tepi daun bergerigi, ujung dan pangkal rompang warna hijau dan berbulu. Perbungaan bentuk tandan, di ujung batang, benang sari kuning kehijauan, kelopak hijau, mahkota lonjong warna putih. Buah lonjong warna cokelat. Biji lonjong.

Nama Lokal :
NAMA SIMPLISIA Raphani sativi Radix; Akar Lobak.

Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS Menyejukkan. KHASIAT Ekspektoran, diuretik, kholeretik, diaforetik dan karminatif PENELITIAN Yosephine Sri Wulan M.,1987. Jurusan Biologi, FMIPA UNAIR. Telah melakukan penelitian pengaruh pemberian perasan akar Lobak terhadap gambaran histologi kelenjar susu mencit betina yang menyusui. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata pemberian perasan akar Lobak secara oral 1 kali dan 2 kali sehari (tiap kali 0,5 ml/gram bb) tidak mempengaruhi gambaran histologi kelenjar susu mencit. Pada pemberian 3 kali sehari sangat berpengaruh terhadap gambaran histologi susu mencit yang menyusui. Tri Hermanu,1989. Fakultas Farmasi, UNAIR. Telah dilakukan pengujian aktivitas immuno stimulan akar Lobak dengan metoda Carbon clearence pada mencit. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata akar Lobak yang diberikan secara oral ataupun intraperitonial mampu meningkatkan aktivitas sel-sel fagosit sampai pada hari ke-9 setelah pemberian dan aktivitas tertinggi pada hari ke-1 setelah pemberian. Tio Thwee Mei,1992. Fakultas Farmasi, UBAYA. Telah melakukan penelitian pengaruh infus akar Lobak terhadap sekresi air susu mencit betina menyusui. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata pemberian infus akar Lobak 10%, dosis 20 ml/kg bb meningkatkan sekresi air susu mencit, sedangkan konsentrasi 20% dan 40% tidak meningkatkan sekresi. Sandra Liza,1992. Jurusan Farmasi, FMIPA UI. Telah melakukan penelitian pengaruh akar Lobak terhadap batu kandung kemih. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata pengaruh akar Lobak terhadap batu kandung kemih terlihat pada dosis 1,2 gram, 12 gram, dan 60 gram/200 gram bb. Semakin tinggi dosis yang diberikan daya penghancuran terhadap batu kandung kemih semakin besar.
Pemanfaatan :
Komposisi :
Minyak atsiri, rafanol, rafarin, dan vitamin C.

Kelor

Kelor

(Moringa oleifera, Lamk.)
Sinonim :
Moringa pterygosperma, Gaertn.
Familia :
Moringacaea
Uraian :
Kelor (MORINGA OLEIVERA) termasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat memiliki ketingginan batang 7 -11 meter. Di jawa, Kelor sering dimanfaatkan sebagai tanaman pagar karena berkhasiat untuk obat-obatan. Pohon Kelor tidak terlalu besar. Batang kayunya getas (mudah patah) dan cabangnya jarang tetapi mempunyai akar yang kuat. Daunnya berbentuk bulat telur dengan ukuran kecil-kecil bersusun majemuk dalam satu tangkai. Kelor dapat berkembang biak dengan baik pada daerah yang mempunyai ketinggian tanah 300-500 meter di atas permukaan laut. Bunganya berwarna putih kekuning kuningan dan tudung pelepah bunganya berwarna hijau. Bunga kelor keluar sepanjang tahun dengan aroma bau semerbak. Buah kelor berbentuk segi tiga memanjang yang disebut klentang (Jawa). Sedang getahnya yang telah berubah warna menjadi coklat disebut blendok (Jawa). Pengembangbiakannya dapat dengan cara stek.

Nama Lokal :
Kelor (Indonesia, Jawa, Sunda, Bali, Lampung), Kerol (Buru); Marangghi (Madura), Moltong (Flores), Kelo (Gorontalo); Keloro (Bugis), Kawano ( Sumba), Ongge (Bima); Hau fo (Timor); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sakit kuning (Lever), Reumatik/encok/Pegal linu, Rabun ayam; Sakit mata, Sukar buang air kecil, Alergi/biduren, Cacingan; Luka bernanah;
Pemanfaatan :
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Akar dan daun kelor (MORINGA OLEIVERA) mengandung zat yang berasa pahit , getir dan pedas. Biji kelor juga mengandung minyak dan lemak.

Kembang Bokor

Kembang Bokor

(Cydrangea macrophylla [Thunb.] Seringe)
Sinonim :
Viburnum macrophylla Thunb.
Familia :
Saxifragaceae
Uraian :
Kembang bokor berasal dari Jepang. Biasa ditanam sebagai tanaman hias di pekarangan atau di taman-taman. Perdu menahun ini tegak, berbatang kuat, warnanya hijau sewaktu muda, dan mempunyai tinggi 0,5--1 m. Daun tunggal, bertangkai, letaknya berhadapan bersilang. Helaian daun lebar dan tebal, bentuknya bulat telur, pangkal dan ujungnya runcing, tepi bergerigi, tulang daun menyirip, warna permukaan hijau tua, dan bagian bawah hijau kekuningan. Perbungaan majemuk, keluar dari ujung tangkai, membentuk rangkaian yang membulat dengan diameter dapat mencapai 20 cm, warnanya putih, merah muda, dan akan menjadi biru. 

Nama Lokal :
NAMA ASING Yang siu chiu (C), hydrangea (I). NAMA SIMPLISIA Hydrangeae macrophyllae Herba (herba kembang bokor).

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Kembang bokor rasanya pahit dan sedikit pedas, sifatnya dingin, sedikit toksik. Berkhasiat sebagai antiradang dan antimalaria.
Pemanfaatan :
Komposisi :
--

Kayu Manis (padang)

Kayu Manis (padang)

(Cinnamomum burmani (nees) Bl.)
Sinonim :
Cinnamomum chinense Bl. Cinnamomum dulce Nees. Cinnamomum kiamis Nees.
Familia :
Lauraceae.
Uraian :
Pohon tinggi dapat mencapai 15 meter. Batang berkayu dan bercabang-cabang. Daun tunggal, lanset, warna daun muda merah pucat setelah tua berwarna hijau. Perbungaan bentuk malai, tumbuh di ketiak daun, warna kuning. Buah buni, buah muda berwarna hijau dan setelah tua berwarna hitam. Akar tunggang.

Nama Lokal :
NAMA SIMPLISIA Cinnamomi Cortex, Cassia vera; Kayu Manis (Padang), Kayu Manis.

Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS Pedas, agak manis, dan menghangatkan. KHASIAT Analgesik, stomakik, dan aromatik. PENELITIAN Harry Onggirawan, 1980. Jurusan Farmasi, FMIPA UNHAS. Telah melakukan penentuan koefisien fenol, minyak atsiri kulit Kayu Manis (Padang) terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Salmonella typhosa. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata minyak atsiri kulit Kayu Manis (Padang) mempunyai daya antimikroba (koefisien fenol) 3,18 (berarti 3,18 kali lebih kuat daripada fenol) terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Daya antimikroba (koefisien fenol) 3,64 terhadap Salmonella typhosa. Ria Amelya, 1992. Jurusan Biologi, FMIPA UNAND. Telah melakukan penelitian pengaruh daya hambat Kayu Manis (Padang) terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata sari Kayu Manis (Padang) dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus pada konsentrasi 1,1%, sedangkan pada konsentrasi 0,3%; 0,5%; 0,7%; dan 0,9% tidak dapat menghambat.
Pemanfaatan :
Komposisi :
Kulit kayu: Minyak atsiri, tanin, damar, dan lendir.